Jumat, 20 Januari 2012

SATUAN RADAR 241 DARI GENERASI KE GENERASI



Perkembangan IPTEK dan Informasi

         
Seiring dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, pada era abad 21 membuktikan bahwa  negara-negara maju sangat memerlukan peralatan militer dengan bobot teknologi yang canggih guna dapat menjamin, menjaga serta mempertahankan  keutuhan dan kedaulatan negaranya dari ancaman pihak lain. Pada era kebesaran tahun 60-an, Alat Utama sistem Senjata radar telah memperkuat TNI AU dimana radar merupakan salah satu kekuatan di jajaran Kohanudgab pada saat itu, peran radar sangat menbantu dalam pelaksanaan operasi-operasi yang dilaksanakan oleh Kohanudgab dan Kotamaops ABRI/TNI pada dasawarsa tahun  60-an. Dimana radar pada saat itu bersifat dapat mobilisasi sehingga mampu mendukung kegiatan operasi yang dilaksanakan diseluruh wilayah Nusantara. Diiringi dengan perkembangan kemajuan teknologi militer dan kondisi kawasan regional, TNI AU pada dasawarsa tahun 80-an memulai dengan perencanaan Upgrading serta Updating peralatan sistem senjata udara dengan menggunakan teknologi yang canggih, dimana TNI AU telah mendatangkan alutsista pesawat tempur sehingga alutsista radar pun harus mampu mengikuti kemampuan pesawat TNI AU tersebut.  
Alutsista Radar era tahun 1980-an yang digunakan adalah radar Thomson buatan pabrik Radar Thomson CSF dari negara Perancis yang berfungsi sebagai Radar Early Warning (deteksi dini) dan Radar GCI (Ground Control Intercept), dengan kemampuan 3 Dimensi menggantikan radar lama buatan negara Eropa timur yang berkemampuan hanya 2 Dimensi. Radar Thomson pada awalnya digelar di Pangkalan TNI AU Iswahjudi Madiun dimana seiring bersama digelarnya kekuatan udara sebagai Home base pesawat tempur sergap TNI AU,  disamping itu Radar Thomson tersebut dapat difungsikan sebagai Satuan Radar tempat pendidikan untuk  melatih dan membina para Perwira GCI Controller, pendidikan bagi Bintara serta Tamtama operator radar di jajaran Kohanudnas. Dengan adanya penambahan Radar khususnya diwilayah timur NKRI maka telah dikembangkan Radar generasi terbaru saat ini yaitu Radar Type Master-T produk buatan Perancis yang kemampuan lebih canggih dari generasi-generasi sebelumnya. Gelar Radar Master-T difokuskan diwilayah timur NKRI, hal ini diharapkan dapat meng-cover wilayah udara nasional Indonesia karena wilayah timur terdiri dari wilayah udara dan perairan yang cukup luas yang bisa menjadi celah bagi negara-negara asing untuk dapat menyusup kedalam daerah tersebut. Sehingga dengan adanya gelar Radar diseluruh wilayah udara nasional Indonesia dimasa yang akan datang dapat membatasi ruang gerak ataupun celah wilayah udara yang akan dimanfaatkan oleh negara asing dimana suatu saat dapat mengancam stabilitas keamanan NKRI.



Periode Perencanaan Instalasi Radar di Lanud Iswahjudi


  Instalasi radar Thomson TRS 2215/ R pada bulan April 1982 dan pada saat itu pelaksanaannya oleh Tim Thomson CSF Perancis dengan perkuatan teknisi radar dari Satuan Radar Banjarmasin, Satuan Radar Congot dan Satuan Radar Pemalang yang telah mengikuti Pendidikan Radar Thomson di Wingkomlek 02 Smo serta beberapa Perwira Teknik yang telah mendapat pendidikan radar Thomson di Perancis. Beberapa tahap Instalasi Radar, sebagai berikut  : 

a.         Thomson CSF checking
b.         On Site Adjusment
c.         Technical Adjusment
d.         Pre Acceptance Test
e.         Running Test
f.          RFP Acceptance dan Flight Test
g.         Commisioning Test

           Dengan dikeluarkannya Keputusan Kasau nomor Kep / IX / 1983, tanggal 21 September 1983 tentang pembentukan Satuan Radar 201 Iswahjudi yang berada di bawah kendali Kosek Hanudnas II Kenjeran Surabaya, serta telah dilaksanakannya pelantikan Komandan Satrad 201 Iswahjudi yang pertama adalah Mayor Lek Ir. Karsono oleh Komandan Kosek Hanudnas II pada tanggal 12 Oktober 1983 maka resmilah berdirinya satuan radar 201 di Lanud Iswahjudi Madiun pada saat itu. Adanya Reorganisasi TNI AU dengan Keputusan Kasau nomor : Kep / 29 / III / 1985, tanggal 11 Maret 1985 tentang Reorganisasi TNI AU, Satrad 201 diserahkan oleh Dan Kosek Hanudnas II kepada Dan Lanud Iswahjudi dan namanya diubah menjadi Satrad 251. Instruksi Pang Kohanudnas nomor : Ins / 02 / III / 1985, tanggal 19 Maret 1985 tentang penyerahan Satuan-Satuan di lingkungan Kohanudnas ke dalam jajaran Pangkalan Udara sesuai dengan Organisasi TNI AU yang baru.  Kemudian pada tahun 1999 terjadi perubahan baru tentang pembinaan Satuan Radar kembali kejajaran Kohanudnas dengan Surat Keputusan Kasau nomor : Skep / 43 / II / 1999, tanggal 22 Pebruari 1999 tentang pengalihan pembinaan Satuan Radar dari Koopsau kepada Kohanudnas.

Para personel perwira yang pernah menjabat dan saat ini masih menjabat sebagai Komandan Satuan Radar 251 Iswahjudi yang telah berubah namanya menjadi Satuan Radar 241 Buraen adalah sebagai berikut  : 

1.  Ir. Karsono                                  Mayor  Lek  NRP 493465   Tahun 1983  s/d  1985
2.  Suyitno                                        Mayor  Lek  NRP 503702   Tahun 1985  s/d  1989
3.  Gunaryadi                                   Mayor  Lek  NRP 503956   Tahun 1989  s/d  1993
4.  Ir. J. Rasiman                              Mayor  Lek  NRP 503906   Tahun 1993  s/d  1995
5.  Suparman D                               Mayor  Lek  NRP 504939   Tahun 1995  s/d  1998
6.  Antonius Widyo P                        Letkol  Lek  NRP 509087   Tahun 1998  s/d  2001

            7. Letkol Lek Amirullah HZ  NRP 510465   Tahun 2001  s/d  2004



           8. Letkol Lek Budi Raheyani Leman, ST  NRP 513143   Tahun 2004  s/d  2006
           
            9. Letkol Lek Ellyada Chhrisdianta  NRP 516344   Tahun 2006  s/d  2009
 
            10.  Letkol Lek Sudirman   NRP 518885   Tahun 2009  s/d  2011
    
          11.  Letkol Lek Laurensius Dwi Sulistyo Hutomo   NRP 518881   Tahun 2011  s/d  Sekarang


    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar